Social Comparison ( Rumput Tetangga Lebih hijau )

sumber : pexels Di dalam kehidupan ini pastinya setiap manusia memiliki harapan akan kebaikan hidupnya . Ditambah lagi kita hidup dizaman yang penuh dengan informasi yang melimpah ruah melalui berbagai platform , seperti instagram , twitter , Facebook , Tik Tok , Youtube , dll . Dengan beragam informasi tersebut membuat standart keinginan dan harapan kita meningkat . Namun hal yang perlu kita sadari , tidak semua yang kita harapkan dan rencanakan bisa terwujud seperti apa yang kita inginkan . Yang menjadi masalah pada kehidupan sekarang ini , ketika harapan dan keinginan nya tidak terwujud , tidak jarang seseorang menimbulkan respon perilaku mulai melakukan perbandingan kehidupan dengan orang lain , merasa hidup orang lain lebih baik dari padanya , sehingga kita lupa untuk bersyukur terhadap apa yang kita miliki hari ini , kita hanya terfokus pada apa yang tidak dimiliki dan melupakan untuk mengoptimalkan hal yang ada pada diri kita saat ini seperti meratapi diri , menjudge diri tidak bisa apa apa atau mengatakan bahwa kehidupan kita tidak lebih baik dari orang lain , . dan lain sebagainya . Pepatah yang menggambarkan perbandingan itu , adalah rumput tetangga lebih hijau atau yang populer dengan istilah ilmiahnya yakni social comparison . Disini penulis bukan hendak membatasi seseorang dalam memiliki harapan dan keinginan , namun disini penulis ingin kita bisa lebih bijak dan realistis dalam mengharapkan sesuatu sehingga akan berpengaruh baik pada kesehatan mental kita . Terkadang kita terlalu memaksa diri ini mengikuti gaya kehidupan orang lain , tanpa memahami apa yang dibutuhkan bukan apa yang kuinginkan . Kita tau perbandingan itu diperlukan dalam menilai kualitas sesuatu , dan bisa melahirkan suatu perubahan serta evaluasi yang positif , namun perbandingan dengan pijakan yang keliru malah berakibat tidak baik pada diri dan tujuan nya kita . Menurut studi dari mussweisler (2006) , menyatakan social comparison merupakan sebuah keotomatisan . Ketika kita melihat orang lain , baik melalui media sosial ataupun media lainnya secara otomatis diri akan melakukan penilaian terhadap orang lain dan dirinya baik yang bersifat memuji ataupun bersifat merendahkan . Disini penulis ingin memberikan cara untuk meminimalisir efek negatif dari social comparison .Sebelum kita masuk pada tips atau cara memiminilasir dampak negatif social comparison maka terlebih dahulu kita perlu memahami apa itu social comparison .
1. Pengertian Social Comparison Social Comparison atau dalam bahasa Indonesianya adalah perbandingan Sosial , merupakan suatu proses sosial dimana seseorang individu melakukan perbandingan akan dirinya dengan orang lain . Socal Comparison merupakan sebuah teori yang pertama kali diusulkan oleh psikolog Leon Festinger . Di dalam Social Comparison , seseorang bisa saja melakukan perbandingan dengan diri dan menganggap dirinya lebih dari yang lain ( upward social comparison ) , ataupun Seseorang melakukan perbandingan yang membuat dirinya mengganggap dirinya serba kurang ( Downward social comparison ) Cara meminimalisir dari efek negatif social comparison : A. Menetapkan standart Nilai Kebahagiaan Dunia . Dalam melakukan perbandingan , kita sering membandingkan diri ini tanpa dasar pijakan yang jelas , hanya berdasarkan kehidupan dia dengan diriku . Namun yang perlu kita ketahui bahwa dalam melakukan perbandingan untuk melihat kualitas hidup seseorang atau kebanggan diri maka yang berhak menilai bukan menggunakan kaca mata manusia melainkan menggunakan pandangan sang Pencipta kita yakni Allah SWT . Allah SWT telah menerangkan kepada kita apa yang seharusnya jadi pijakan dalam menilai sesuatu itu , baik maupun buruk berdasarkan seberapa manfaatkah aktivitas yang ia lakukan dengan masyarakat , atau seberapa bertakwa kita dalam kehidupan seperti yang Allah firmankan dalam quran surah An Nur ayat 52 yang artinya :” Dan barangsiapa taat kepada Allah dan RasulNya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepadaNya , mereka itulah orang orang yang mendapatkan kemenangan . Rasulullah SAW bersabda .” Sebaik baiknya manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain .” Jika standart penilaian nya benar maka segala hal dalam hidupnya memiliki pijakan yang kokoh , sehingga ketika melihat ada nya kelebihan dari orang lain , maka kita jadi orang yang memiliki semangat perubahan yang baik , bukan membandingkan diri dengan gaya hidup non perjuangan . Kita harus bersyukur dan memiliki kebanggaan jika kita berada pada jalan Allah SWT , walau banyak dinamika yang kita lewati tapi ingatlah bahwa jalan Allah lah yang akan membawa pada kebahagian baik kebagiaan dunia maupun kebahagiaan di akhirat . B. Realistis . Di dalam kehidupan ini kita harus menyadari bahwa tidak semua yang kita upayakan dan usahakan akan sesuai dengan apa yang kita rencanakan , dikarenakan ada faktor yang kompleks dari hidup kita . Namun ketika kta menghadapi kondisi harapan yang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan yang akhirnya membuat kita sedih berlebihan dan membandingan hidupnya dengan orang lain . Maka ingatlah ada banyak hal yang sebetulnya bisa kita optimalkan , selagi kita masih diberikan anugerah akal , maka InsyaAllah kita bisa menggapai apa yang kita inginkan . Keinginan kita pun juga harus disesuaikan dengan kapasitas yang kita miliki , contoh : kalau ingin jadi juara kelas maka pastinya dibarengi degan usaha yang keras , atau ingin dapat nilai yang bagus maka diri ini harus semangat belajar . Pastinya semua itu di sesuaikan dengan keadaan kita saat ini , apakah dengan kemampuanku saat ini realistis dalam menggapai tujuan agar tidak terjebak pada dorongan utopis ( harapan yang tinggi namun tidak sesuai dengan kapasitas diri ). C. Membatasi diri terhadap hal hal yang tidak penting . Ingat ! pikiran kita ini juga sama seperti perut , yang mana membutuhkan asupan . Ketika kita memberikan asupan yang tidak baik maka perut maupun fikiran menjadi tidak baik . Untuk itu kita harus melakukan penyaringan atau filter terhadap segala hal yang dalam kehidupan kita . Kita perlu membatasi melihat hal hal yang berbau hedonisme , liberalisme dan materialisme . Sesuaikanlah dengan kebutuhan yang kita miliki , kita tau bahwa setiap yang kita lihat akan menjadi referensi dalam kehidupan kita , untuk itulah sebisa mungkin kita mengisi kehidupan kita dengan hal hal yang positif , dengan hal hal yang membuat diri jadi lebih bersyukur terhadap apa yang dimiliki . Apalagi dengan banyak nya informasi yang tersedia di zaman ini , maka kita perlu berhati hati dalam memilah dan memilih tontonan atau hal hal yang kurang baik untuk diri . D. Memiliki Pemahaman bahwa apa yang kita lihat belum tentu itu yang sebenarnya. Kita harus tau bahwa tidak semua yang kita lihat tentang kehidupan orang lain sesuai dengan realita yang ada . Seperti yang terlihat di media sosial , banyak sekali yang palsu dan ditampakan ke publik . Untuk itulah disini perlu sekali kita bijak untuk berfikir terhadap membandingkan kehidupan kita dengan orang lain . Bersyukurlah dengan apa yang kita miliki saat ini , dan terus mengoptimalkan apa yang telah kita miliki atau apa yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT , dengan begitu istilah rumput tetangga lebih hijau akan bisa teratasi dengan baik . Kita akan lebih bahagia dalam menjalani kehidupan yang bukan diatur oleh manusia melainkan kita hidup dengan pijakan nilai niai kehidupan yang sesuai dengan perintah Allah . Semoga dari pembahasan ini kita bisa lebih bijak dalam menyikapi social comparison ssupaya berdampak baik bagi kesehatan diri dan mental kita . jangan terpenjara dengan kehidupan dan aktivitas orang lain , ambilah yang positif dari kehidupan orang lain yang bisa dijadikan pembelajaran untuk meningkatakan kualitas hidup yang didasari pada nilai nilai Allah SWT agar kita menjadi pribadi yang pandai bersyukur terhadap apa yang Allah telah berikan kepada kita , dan mengoptimalkannya dengan sebaik baiknya .

Post a Comment for "Social Comparison ( Rumput Tetangga Lebih hijau ) "